Formulir Kontak

 

LAPORAN PRAKTIKUM DESIKATOR

Judul/ Materi :
Pengenalan Alat Desikator



A. Hari/ Tanggal :
Rabu, 19 November 2014

B. Metode :
Makroskopis

C. Prinsip Kerja :
Prinsip kerja alat ini yaitu bahan diletakkan ke dalam rak bagian atas, dan silica gel diletakkan di bagian bawah rak Bahan-bahan tersebut tidak akan bisa menyerap uap air dari lingkungan.

D. Tujuan : 
Dalam praktikum ini diharapkan praktikan dapat: 
1. mengetahui prinsip kerja desikator
2. menambah wawasan tentang alat desikator
3. memahami cara kerja desikator
4. mengetahui cara perawatan desikator

E. Alat dan Bahan:
Desikator

F. Landasan Teori :

Prinsip kerja dan fungsi alat – alat laboratorium harus diketahui mahasiswa kesehatan agar tidak terjadi kesalahan saat pemakaian alat – alat laboratorium. Selain itu keselamatan dari alat – alat laboratorium harus diperhatikan agar terjaga kualitasnya.
Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang akan  digunakan. Kebersihan  dari  alat  dapat  mempengaruhi  hasil   praktikum. Apabila alat yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum.(Ginting, 2011)

Desikator adalah sebutan lain dari Eksikator. Yaitu sebuah alat yang terbuat dari kaca  berbentuk panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering seperti silika gel sehingga pengaruh uap air selama pengeringan dapat diserap oleh silika gel tersebut.  Karena terbuat dari kaca yang tebal, maka Desikator tergolong peralatan laboratorium yang berbobot. Terutama karena penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. 

Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah piringan porselin terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ; 

1. silikagel
Gel (dari bahasa Latin gelu - membeku, dingin, es atau gelatus - membeku) adalah campuran koloidal antara dua zat berbeda fase : padat dan cair, sedangkan Silica dibuat secara sintetis dari natrium silikat.
Silica Gel adalah butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori, merupakan mineral alami yang dimurnikan dan diolah menjadi salah satu bentuk butiran atau manik-manik.
2. asam sulfat pekat
3. fofor pentaoksida
4. kalsium oksida dan sebagainya. 

Pengering silikagel biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika telah mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 100o. Tutup desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican missal : silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.  

Fungsi :
  • Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ; krus porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang.
  • Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.
K3 : Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk membukanya. 

Dan saat ini ada 2 macam desikator yang sering digunakan : desikator biasa dan  desikator vakum. Desikator vakum adalah desikator yang dapat mempertahankan kelembapan rendah pada tekanan tidak lebih dari 20 mmHg atau pada tekanan lain yang ditetapkan dalam monografi. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. 

Dalam penggunaan laboratorium, desikator yang paling umum adalah lingkaran, dan terbuatdari berat kaca. Biasanya ada sebuah platform dilepas di mana barang yang akan disimpan. Para pengering, biasanya sebuah padat lain-inert seperti gel silika , mengisi ruang di  bawah platform. Sebuah kran dapat dimasukkan untuk mengizinkan desikator yang akan dievakuasi.Model tersebut biasanya dikenal sebagai desikator  vakum. Ketika vakum adalah untuk diterapkan, itu adalah praktek umum untuk berselang-salib desikator vakum dengan pita, atau untuk menempatkan di belakang layar untuk meminimalkan kerusakan atau cedera yang disebabkan oleh ledakan. Untuk  mempertahankan  segel baik, vakum minyak   biasanya diterapkan pada flensa 

Proses pengeringan pada desikator vacuum tentunya lebih cepat dari yang model biasa karena dibantu dengan proses vacuum tersebut, sehingga dari segi harga juga sedikit lebih mahal karena diperlukan adanya asesoris tambahan.


G. Cara Kerja :

1. cara kerja desikator biasa :
  • buka tutup desikator dengan cara menggeser tutupnya kesamping
  • menaruh silika gel di bawah
  • menaruh saringan yang terbuat dari porselin
  • menaruh median di atas saringan
  • sebelum menutup oleskan sedikit vaselin di bibir tutup
  • menutup kembali tutup desikator sama seperti saat membukanya

2. cara kerja desikator vakum :
  • buka tutup desikator dengan cara menggeser tutupnya kesamping
  • menaruh silika gel di bawah
  • menaruh saringan yang terbuat dari porselin
  • menaruh median di atas saringan
  • sebelum menutup oleskan sedikit vaselin di bibir tutup
  • menutup kembali tutup desikator sama seperti saat membukanya
  • atur kran dan usahakan tidak ada udara di dalam desikator
H. Hasil Pengamatan 

Desikator ini biasa digunakan sebagai tempat menyimpan sampel yang harus bebas air, mengeringkan padatan, dan dapat juga digunakan untuk melestarikan kelembaban-sensitif barang-barang seperti kertas kobalt klorida untuk penggunaan lain. Umumya desikator ini  digunakan untuk untuk melindungi bahan kimia yang higroskopis atau yang bereaksi dengan air dari kelembaban . Seringkali semacam kelembaban indikator termasuk dalam desikator untuk menunjukkan, dengan perubahan warna, tingkat kelembaban. Indikator-indikator ini dalam bentuk colokan indikator atau kartu indikator. Misalnya bahan kimia aktif kobalt klorida (COCl2). anhidrat kobalt kloridanya berwarna biru. Ketika obligasi dengan dua molekul air, (COCl22H2O), ternyata ia berwarna ungu. Hasil hidrasi lebih lanjut dikompleks hexaaquacobalt warnanya merah muda (II) klorida [Co (H2O)6]2+.Hal ini juga memerlukan beberapa waktu untuk mencapai kelembaban rendah. Oleh karena itu mereka tidak sesuai untuk menyimpan bahan kimia yang bereaksi cepat atau hebat dengan kelembaban atmosfer seperti logam alkali. Sebuah glovebox atau Schlenk aparatus-jenis mungkin lebih cocok untuk  tujuan ini. Karena desikator ini kadang-kadang digunakan untuk menghilangkan jejak air dari sampel yang hampir kering, namun apabila suatu desikator sendiri tidak memuaskan, sampel dapat dikeringkan pada suhu tinggi menggunakan pistol Abderhalden mengering
Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel. Silica Gel ini adalah mineral alami yang dimurnikan dan diolah menjadi salah satu bentuk butiran atau manik-manik  seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori,yang memiliki ukuran pori rata-rata 2,4 nanometer dan memiliki afinitas yang kuat untuk molekul air. silikanya itu di sintetis dari natrium silikat yang dihasilkan melalui penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol ini mirip agar – agar loh dia dapat didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat penyerap, pengering dan penopang katalis. Garam – garam kobalt pun dapat diabsorpsi oleh gel ini. 


Total comment

Author

Analis Kesehatan

3   komentar

kesimpulannya mbak, tolong diperbaiki
setiap laporan pasti mempunyai kesimpulan
Referensi nya mbak juga ditulis biar gak dibilang plagiasi. Itu saran nggeh

Cancel Reply